Sabtu, 22 Desember 2018

Unsika Wisuda Petugas Kebersihan dan Satpam Kampus Jadi Sarjana

Petugas kebersihan dan satpam kampus Unsika foto bersama wisdawan lainnya. (Gambar : suaramedianasional.co.id)

Karawang- Ada yang istimewa dalam wisuda gelombang I tahun akademik 2018/2019, di Universitas Singaperbangsa (Unsika). Yakni keberadaan seorang satpam dan 7 petugas kebersihan kampus tersebut yang turut diwisuda diantara 1.274 orang wisudawan lainnya.

Petugas kebersihan yang mengikuti wisuda adalah Iwan, Hamdani, Abdulah, Mahfud, Mansyur Inayah, Subani, Yayat Suryatna, sedangkan yang berprofesi satpam adalah Irwan Susanto. Mereka kini berhak memiliki gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) sebagai lulusan Program Studi S1 Pendidikan Luar Sekolah (PLS) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Senin, 03 September 2018

RAGAM CERITA DIBALIK PKKMB 2018

RAGAM CERITA DIBALIK PKKMB 2018

Senat Universitas Singaperbangsa Karawang saat PKKMB 2018


Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru atau lebih dikenal PKKMB sudah tidak asing dikalangan mahasiswa, kegiatan tersebut dilaksanakan setiap tahunnya dan ditujukan untuk Mahasiswa Baru. Universitas Singaperbangsa Karawang sudah melangsungkan kegiatan tersebut dari tanggal 27 s/d 30 Agustus 2018. Dua hari digelar di tingkat universitas dan dua hari lagi digelar di tingkat fakultas masing-masing, kegiatan ini berjalan lancar dan kondusif sesuai dengan harapan walaupun ada sedikit kekurangan. “Salah satu infrastruktur sih, karena rektorat mengacu kepada acuan yang tahun kemarin, sedangkan mahasiswanya telah membludak sekitar 1.500 kurang lebih.” Ujar Imam Najmudin selaku Presiden Mahasiswa Unsika.

Dari tahun ke tahun tentu saja konsep PKKMB ini tidak banyak perubahan karena mengacu pada surat edaran dari Kemenristekdikti nomor 096/B1/SL/2016 yang menjelaskan dan mengatur mengenai PKKMB. Dimana penanggung jawab kegiatan ini ada ditangan Pimpinan Unviersitas dan pelaksana teknis dilakukan oleh panitia PKKMB yang dibentuk oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEMU). Adapun sedikit perbedaan pada PKKMB tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya yakni diadakannya pra PKKMB dan pemakaian atribut baju yang biasanya putih namun kali ini berwarna merah maroon. Hal ini guna menyelaraskan visi dan misi Rektor yaitu membuat Universitas Singaperbangsa Karawang menjadi kampus maroon, “hal ini dilakukan untuk mendukung visi dan misi Rektor yaitu memaroon kan Unsika” Ujar Imam Najmudin selaku Presiden Mahasiswa Unsika.

Inti dari konsepan PKKMB tahun ini lebih meminimalisir pengeluaran mahasiswa baru dikarenakan pihak kemahasiswaan memberikan syarat kepada pihak panitia PKKMB agar tidak terlalu menyulitkan Calon Mahasiswa Baru dengan pungutan atau perintah membawa segala sesuatu yang membebankan untuk mereka. “Dari kita Universitas memberikan syarat kepada panitia tidak boleh membebankan pada calon mahasiswa baru, apalagi ada mahasiswa Bidikmisi jangan dibenbankan oleh pungutan atau perlengkapan yang macam-macam”  tegas Pak Taufik kepada LPM Unsika.

Tidak jauh berbeda dengan PKKMB tingkat universitas, konsep PKKMB yang disuguhkan oleh BEM Fakultas pun masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Dimana setiap fakultas memiliki ciri khas yang berbeda-beda mulai dari atribut, perlengkapan, dan lain-lain. “Kalau perlengkapan setiap tahun sedikit banyaknya ada yang berubah, mungkin dari jenisnya saja tapi kalau dari tujuannya masih sama.” ujar Rifal Auladhi selaku Ketua BEM FKIP.

Dalam pelaksanaan PKKMB tahun ini, pihak kemahasiswaan menganggarkan dana sekitar 420-an juta, dimana dana tersebut digunakan untuk konsumsi dan perlengkapan. Sedangkan dana operasional yang diberikan kemahasiswaan pada masing-masing fakultas berkisar Rp.1.500.000 yang digunakan untuk penyewaan tenda, pendingin ruangan, dan alat-alat lainnya. “Alokasi dana yang disiapkan dan masuk ke RKAKL 420-an juta untuk pelaksanaan PKKMB tahun 2018.” Terang pak Taufik.

Selebihnya masing-masing fakultas mendapat alokasi dana dari kemahasiswaan sesuai dengan pengajuan yang mereka lakukan dan perhitungan dari jumlah mahasiswa baru. Namun dana tersebut tidak langsung diberikan kepada BEM Fakultas, mekanismenya dikoordinir melalui BEMU terlebih dahulu dan BEM Fakultas mengumpulkan proposal kegiatan. “Ini yang menjadi tugas besar kemarin, kami menyanggupi meng-handle PKKMB kemarin dimana dipengelolaan keuangan ini harus satu pintu.” ujar Imam Najmudin selaku Presiden Mahasiswa Unsika. 

Dalam PKKMB 2018, ini Organisasi Kemahasiswaan terlihat lebih mandiri karena tidak lagi mengandalkan dana dari kampus, mereka mencari dana tambahan melalui sponsorship. Salah satu contohnya yaitu BEMU menjalin kerja sama dengan pihak ketiga (sponsorship) yang menghasilkan feedback, yang sebelumnya sudah diketahui dan disetujui oleh pihak kemahasiswaan yang diawasi langsung oleh Badan Legislatif Mahasiswa Universitas (BLMU). Sehingga dalam pelaksanaan, pihak kemahasiswaan selalu mendapat laporan. 

Karena adanya sponsorship, Organisasi Kemahasiswaan diharuskan berwirausaha untuk memutar keuangan yang ada, dengan cara panitia menjual beberapa produk dengan kisaran harga Rp. 16.000 yang isinya roti berjumlah dua buah dan satu produk minuman. Selain itu, terdapat foto Presma (Presiden Mahasiswa) dan Wapresma (Wakil Presiden Mahasiswa). “Waktu PKKMB Universitas kita disuruh bawa roti dan jus madu yang sudah disediakan oleh panitia untuk mendapatkan foto Presma dan Wapresma dengan harga Rp. 16.000. Tapi ada juga yang tidak dapat karena jumlah calon mahasiswa baru yang banyak sedangkan roti dan jus madu terbatas.” Ujar salah satu mahasiswa yang mengikuti PKKMB.

Selain BEMU, ada beberapa fakultas yang bekerja sama dengan pihak ketiga (sponsorship) untuk menutupi kekurangan dana. Seperti Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) yang melakukan kerjasama dengan salah satu produk minuman, selain itu panitia menjual goodie bag kepada mahasiswa baru yang bersifat wajib seharga Rp. 30.000. Isi dari goodie bag tersebut adalah dua botol minuman, stiker dan nametag yang digunakan selama kegiatan PKKMB. “FISIP mendapatakan dana kisaran 4 jutaan untuk acara PKKMB, adanya sponsor juga itu buat menutupi kekurangan dana yang diberikan kemahasiswaan. Karena di FISIP menggunakan marching band dan itu membutuhkan dana, jika hanya mengandalkan dari kampus pastinya akan berjalan biasa saja.” Ujar Muhammad Munir selaku Ketua BEM FISIP.

Tidak hanya FISIP, FKIP pun juga melakukan kerjasama dengan salah satu produk makanan. Panitia menjual dengan harga Rp. 10.000 yang berisi dua roti. Namun tidak semua mahasiswa FKIP kebagian, mengingat begitu banyaknya mahasiswa FKIP pada tahun ini dan tidak diberlakukan sanksi atau hukuman bagi mahasiswa yang melanggar. Sedangkan dari Fakultas Teknik sendiri tidak melakukan kerja sama dengan pihak ketiga (sponsorship). “Kalau dari fakultas teknik sendiri itu tidak sama sekali, karena memang dari tahun ke tahun itu tidak ada sponsor.” Ujar Rizky Alfiansyah selaku Ketua BEM Fakultas Teknik.

Mahasiswa baru Fakultas Teknik diharuskan membawa bekal sendiri sesuai dengan clue yang sudah disiapkan panitia menggunakan soal matematika yang mana hasil dari jawaban itu adalah barang yang harus dibawa. Selain itu, panitia juga menjual atribut yang sifatnya tidak wajib. Atribut tersebut berupa pin dan nametag yang dijual dengan kisaran harga Rp. 15.000. Jenis gantungan untuk nametag sendiri menggunakan bahan seperti yoyo dan tempat nametag pun menggunakan bahan polimer. Selain digunakan ketika PKKMB, nantinya akan digunakan di acara inagurasi agar mahasiswa baru tidak kerepotan membuat ulang. 

Ketua BEM Fakultas Teknik pun menganggap bahwa hal ini termasuk suatu cara berwirausaha yang hasilnya akan digunakan untuk menutupi kekurangan dana. “Sama sekali tidak ada arah untuk kepentingan sendiri, tapi ini untuk keberlangungan acara supaya berjalan dengan semestinya, kita menutupi kekurangan-kekurangan itu ya dengan dana usaha itu.” Lanjut Rizky Alfiansyah. 

Munculnya pemberitaan mengenai PKKMB 2018 disebuah media online lokal Karawang yang banyak menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Namun dalam menyikapi pemberitaan ini pihak kemahasiswaan tidak mau ambil pusing, ia menyerahkan langsung ke BEMU. “Yang berhak menjawab bukan saya, karena pelaksana teknis Mahasiswa, kemarin kita juga di WA grup sudah mewanti-wanti ke Ketua BEM-nya untuk memberikan hak jawab mengklarifikasi tentang permasalahan yang dibicarakan oleh Mahasiswa kita sendiri.” Ujar Bapak Taufik selaku Kepala Sub.Bagian Kemahasiswaan kepada LPM Unsika. 

Imam Najmudin membantah pemberitaan miring yang akhir-akhir ini beredar, ia berani bertaruh bahwasanya pihak BEMU tidak menerima sepeser pun dari angka nominal yang disebutkan dalam pemberitaan tersebut. “Nominal 65 juta itu bukan keuntungan dari penjualan produk makanan, tetapi nominal itu merupakan dana rektorat yang dikucurkan pada Ormawa untuk dibagikan ke setiap fakultas.” Tegas Imam Najmudin.

Ia pun menegaskan kembali bahwa mereka tidak melakukan komersialisasi dengan menjual perlengkapan atau atribut lainnya, melainkan itu salah satu bentuk kemandirian mahasiswa dalam bidang kewirausahaan. Imam pun menganggap bahwa pemberitaan ini merupakan salah satu bentuk pencitraan mengingat sebentar lagi pesta demokrasi Unsika yaitu Pemira. “Kalau menurut saya ini lebih meruntut bahwa dua bulan kedepan akan menghadapi Pemira. Tentunya ini merupakan momentum untuk siapapun mengambil keuntungan” lanjut Imam Najmudin.

Pihak BEMU pun lebih memilih diam terlebih dahulu untuk saat ini sambil menunggu suasana kondusif, barulah mereka akan melakukan klarifikasi mengenai isu yang beredar, “kita sempat dituntut untuk menuntut secara hukum  pada orang yang sudah melakukan statement seperti itu. Namun kita sadari bahwa yang menuding ini adalah pengurus BEMU, itu yang pertama. Kedua dia juga bagian dari panitia” terang Imam Najmudin.

Sedangkan Muhammad Munir selaku Ketua BEM FISIP mengakui bahwa hal tersebut wajar terjadi. “Wajar saja jika ada yang mencemooh dan tidak, karena itu bentuk ekspresi mereka. Tapi, menurut saya sebelum mereka mencemooh harus ada klaraifikasi dulu.” Ujar Muhammad Munir.

Taufik Paribo Pane selaku Kepala Sub.Bagian Kemahasiswaan memberikan pesan untuk PKKMB yang akan datang harus lebih diperhatikan lagi agar tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan seperti banyaknya yang sakit atau kelelahan. “Kalau pelaksanaan relatif  kondusif , berjalan lancar walaupun ada kekurangan disana sini. Seperti yang sakit di hari pertama itu banyak sekali ada 100 orang lebih. Kedepannya kita harus perbaiki bersama” Ujar Pak Taufik.

Imam Najmudin selaku Presiden Mahasiswa Unsika berharap pada pembaca untuk lebih cerdas lagi dalam membaca informasi.”Untuk yang sudah membaca lebih cerdas lagi dalam membaca informasi di media” Ujar Imam

Rizky Alfiansyah pun berharap agar PKKMB tahun berikutnya agar lebih baik dan mengenalkan kehidupan kampus dengan nilai yang positif. “Pesan saya untuk PKKMB selanjutnya jujur dari saya pengenalan kehidupan kampus tolong lebih mengenalkan kehidupan kampus dengan nilai-nilai positif dan nilainya itu bisa menggugah semangat para mahasiswa baru terhadap kehidupan kampus di Unsika.” Tutupnya (SM, MS, CUE, SAS)