Ketika kita mendengar kata Perpustakaan,
maka dalam pikiran kita adalah gedung berisikan kumpulan buku.
Bagaimana dengan perpustakaan sekolah kita? Tempat dimana kita
melakukan proses kegiatan belajar mengajar. Apakah berupa gedung
buku?, ataukah berupa gudang
buku!?. mungkin perpustakaan yang sering kita jumpai di sekolah kita
adalah perpustakaan yang hanya berfungsi untuk melengkapi point
penting dalam penilaian sebuah sekolah. Bahkan ada yang bilang asal
ada saja, dari pada tidak ada sama sekali.
Perpustakaan dalam arti sebenarnya adalah tempat dimana
terdapat kumpulan bahan pustaka baik berupa bahan cetak, data, atau
bahan rekam, yang dikelola secara sistematis dengan aturan tertentu
dan di kelola oleh seorang yang mengerti ilmunya. Kembali kita
bertanya pada diri kita sendiri. Apakah perpustakaan sekolah kita
terdapat banyak koleksi bahan pustaka yang bisa membantu dan
menunjang kemajuan pedidikan siswanya?. Apakah perpustakaan di
sekolah kita di kelola dengan baik ?. Dan apakah perpustakaan kita
dikelola oleh orang yang megerti perpustakaan dengan baik pula?
Mungkin kebanyakan perpustakaan sekolah yang berada
kampung-kampung atau daerah kecil yang jauh dari kota, koleksi
bukunya hanya buku paket pelajaran. Buku paket pelajaran yang sering
di kirim oleh pemerintah. Dan itu pun jarang sekali, kadang setahun,
dua tahun, bahkan mungkin ada juga perpustakaan sekolah yang sudah
beberapa tahun belum mendapatkan bantuan atau kiriman buku paket
pelajaran. Buku yang seharusnya menjadi pegangan untuk membantu
proses belajar siswanya. Bahkan ketika ada guru yang terlalu kreatif,
dengan meyarankan masing-masing siswanya untuk memiliki buku pegangan
peket pelajaran dengan menyuruhnya membeli. Dan sisi kreatifnya
(kenakalan guru mungkin ya) guru itu menyediakannya (menjualnya).
Sehingga buku yang berada di perpustakaan sekolahnya banyak yang
terabaikan, atau tidak terpakai. Yang pada akhirnya perpustakaan
sekolah menjadi gudang penyimpanan buku dan lainnya. Kemudian
Bagaimana dengan perpustakaan sekolah yang berada di kota-kota?.
Apakah nasibnya tidak jauh berbeda dengan perpustakaan sekolah yang
berada di daerah kecil.
Apalagi jika pengelolaan perpustakaannya itu baik. Dan
di kelola oleh ahlinya (pustakawan), atau minimalnya oleh tenaga
pelaksana perpustakaan. Apalagi pengelolanya yang sudah mengikuti
pelatihan, atau mengenyam pendidikan perpustakaan. Mungkin
perpustakaan akan menjalankan fungsinya sebagai kekuatan pendidikan.
Sehingga bisa menjadi ujung tombak pendidikan. Bukan yang terjadi
sekarang di sebagian besar pelosok desa, perpustakaan sekolah sudah
di ujung tanduk. Dengan posisi yang selalu di kucilkan, di simpan di
pojok, tidak di tempatkan di tempat strategis.
Saya mohon maaf bila tulisan yang saya tulis ini
bersifat sok tahu. Saya hanya membuktikan perjuangan dan keprihatinan
saya kepada perpustakaan sekolah. Dengan besar harapan semoga ada
orang yang prihatin dan mau memperjuangkan nasib perpustakaan
sekolah. Amiiinn. Ayo kita jadikan perpustakaan dimana pun berada
menjadi gedung ilmu. Dimana setiap orang yang masuk ke gedung itu
akan bertambah ilmu, wawasan, dan pengetahuannya. Asep
Ahdiat kelahiran Karawang 22 tahun.salah satu peserta diklat
perpustakaan angkatan 1&2.
izin ngambil bahannya ya gan
BalasHapus