Pembangunan jembatan samping Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) telah resmi dibuka pada, Jumat(27/12/19). Pembangunan jembatan ini dimulai sejak bulan agustus lalu, tepatnya Rabu (21/08/19). Cellica Nurrachadiana, Bupati Karawang memaparkan ada dua peresmian jembatan hari ini, yaitu Jembatan Unsika dan Jembatan BTB II Kec. Ciampel. Selain itu perbaikan-perbaikan jembatan lain pun masih dilakukan, "Jembatan-jembatan lain sedang dibangun oleh pemerintah Kabupaten Karawang dibantu oleh pak gubernur pemerintah Provinsi Jawa Barat, khususnya Walahar yang menjadi target RPJ, rencana pencapaian bupati & wakil bupati di periodesasi 2016-2021."paparnya.
Jumat, 27 Desember 2019
Senin, 23 Desember 2019
Tiga Anggota Mapalaska Meninggal Dunia Saat Susur Gua
Tiga anggota Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Singaperbangsa Karawang (Mapalaska) meninggal dunia akibat air bah yang melanda saat melakukan kegiatan Pendidikan Lanjutan dalam Proses Pengambilan Nomor Anggota Tetap di Gua Lele, Kampung Tanahbereum, Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, pada Minggu (22/12/2019)
Berdasarkan informasi yang LPM Unsika terima dari Wasikin, KBO Satreskim Polres Karawang, korban berjumlah 3 orang atas nama Erisya Rifania (20) mahasiswi program studi Pendidikan Matematika, Alief Rindu Arrafa (19) mahasiswa program studi PBSI, dan Ainan Fatmatuzzahro (19) mahasiswi program studi Ilmu Gizi. Seluruh korban berhasil dievakuasi oleh Tim SAR Gabungan pada Senin (23/12/2019). Saat ini korban telah dilakukan otopsi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang.
Hingga berita ini naikkan, keterangan mengenai kronologis kejadian masih dalam tahap pemeriksaan Satreskrim Polres Karawang. Sementara itu, untuk hasil otopsi korban akan dipaparkan bersamaan dengan press release dari Kapolres Karawang. (AD, LM, PIN)
Sabtu, 21 Desember 2019
Buletin Suara Unsika Edisi 23
Rabu, 23 Oktober 2019
Dari Becak Aku dan Keluargaku Hidup
Jumad, laki-laki tua berusia (77) tahun, kelahiran Karawang 1942 bertempat tinggal di Dusun III Kaumjaya Karawang bersama istri dan seorang anak perempuan berusia (20) tahun. Sehari- hari Jumad bekerja sebagai tukang becak untuk menghidupi keluarganya. Selain menarik becak, Jumad pun terkadang mencari botol-botol plastik bekas untuk dikumpulkan lalu kemudian dijual ke pengepul barang rongsok.
Meski hanya seorang tukang becak, Jumad memiliki keinginan untuk bisa memberikan pendidikan setinggi-tingginya untuk anaknya. Dengan kerja kerasnya ia pun berhasil menyekolahkan anaknya hingga ke Perguruan Tinggi. Namun karena kekurangan biaya, penghasilannya dari narik becak ternyata tidak mampu mencukupi kebutuhan kuliah dan rumah tangganya hingga akhirnya dengan terpaksa putrinya harus berhenti dari perkuliahan.
Dulu sebelum menikah, Jumad sempat bekerja di Jakarta sebagai tukang bersih-bersih lalu ia pindah lagi ke karawang dan bekerja serabutan. Kadang ia berjualan kerupuk di angkutan umum, atau berjualan kacang dan umbi-umbian rebus di sekolah-sekolah dan terkadang bekerja berjualan membantu kakaknya. Selain itu, ia pun pernah bekerja sebagai penjual koran, penjual kayu bakar, sebelum akhirnya bekerja sebagai tukang becak hingga saat ini.
Sejak tahun 1970-an Jumad mulai memutuskan untuk bekerja sebagai tukang becak. Bermodalkan uang tiga ribu saat itu untuk menyewa becak karena belum mampu untuk membeli sendiri. Kurang lebih selama 35 tahun ia bekerja menggunakan becak sewaan. Namun karena banyak juga orang yang nyewa seperti dirinya, terkadang Jumad tidak kebagian dan membuatnya tidak bisa bekerja.
Sekitar tahun 2005 Jumad mendapatkan sumbangan dari program pemerintah saat itu, dan cukup lumayan untuk membeli becak, sehingga ia bisa bekerja setiap hari tanpa harus berebut dengan tukang becak yang lain. Jumad biasa mangkal di dekat toko-toko, pasar, dekat gedung-gedung bioskop, atau dekat sekolah. Saat ini, ia biasa mangkal di depan Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang.
Setiap hari ia mulai mangkal dari pukul enam pagi sampai jam dua belas siang. Menurutnya, saat ini jarang sekali ada orang yang mau menggunakan jasa becak, meskipun ia mangkal dekat kampus dan sekolah. Namun semenjak adanya ojek online, mahasiswa maupun anak sekolah lebih sering menggunakan jasa ojek online dibanding menggunakan becak. Kalau pun ada biasanya hanya mengangkut barang ketika ada mahasiswa yang pindahan kontrakan atau ngangkut belanjaan dari toko-toko ke perumahan- perumahan.
Penghasilannya setiap hari tidak menentu, kadang ia membawa pulang Rp20.000 sampai Rp30.000 biasanya akan lebih besar jika ada yang pindahan, ia bisa mendapat uang sekitar RP50.000 sampai RP200.000 tergantung banyak sedikitnya barang yang diangkut, bahkan sering ia tidak mendapat penumpang sama sekali sehingga terpaksa ia harus pulang dengan tangan kosong. Namun bagi Jumad, diusianya yang kini semakin tua menarik becak bukan lagi hanya untuk sekadar pekerjaan. Tetapi baginya menarik becak merupakan salah satu bentuk ia menikmati hidup.
Penulis: Suherni
Meski hanya seorang tukang becak, Jumad memiliki keinginan untuk bisa memberikan pendidikan setinggi-tingginya untuk anaknya. Dengan kerja kerasnya ia pun berhasil menyekolahkan anaknya hingga ke Perguruan Tinggi. Namun karena kekurangan biaya, penghasilannya dari narik becak ternyata tidak mampu mencukupi kebutuhan kuliah dan rumah tangganya hingga akhirnya dengan terpaksa putrinya harus berhenti dari perkuliahan.
Dulu sebelum menikah, Jumad sempat bekerja di Jakarta sebagai tukang bersih-bersih lalu ia pindah lagi ke karawang dan bekerja serabutan. Kadang ia berjualan kerupuk di angkutan umum, atau berjualan kacang dan umbi-umbian rebus di sekolah-sekolah dan terkadang bekerja berjualan membantu kakaknya. Selain itu, ia pun pernah bekerja sebagai penjual koran, penjual kayu bakar, sebelum akhirnya bekerja sebagai tukang becak hingga saat ini.
Sejak tahun 1970-an Jumad mulai memutuskan untuk bekerja sebagai tukang becak. Bermodalkan uang tiga ribu saat itu untuk menyewa becak karena belum mampu untuk membeli sendiri. Kurang lebih selama 35 tahun ia bekerja menggunakan becak sewaan. Namun karena banyak juga orang yang nyewa seperti dirinya, terkadang Jumad tidak kebagian dan membuatnya tidak bisa bekerja.
Sekitar tahun 2005 Jumad mendapatkan sumbangan dari program pemerintah saat itu, dan cukup lumayan untuk membeli becak, sehingga ia bisa bekerja setiap hari tanpa harus berebut dengan tukang becak yang lain. Jumad biasa mangkal di dekat toko-toko, pasar, dekat gedung-gedung bioskop, atau dekat sekolah. Saat ini, ia biasa mangkal di depan Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang.
Setiap hari ia mulai mangkal dari pukul enam pagi sampai jam dua belas siang. Menurutnya, saat ini jarang sekali ada orang yang mau menggunakan jasa becak, meskipun ia mangkal dekat kampus dan sekolah. Namun semenjak adanya ojek online, mahasiswa maupun anak sekolah lebih sering menggunakan jasa ojek online dibanding menggunakan becak. Kalau pun ada biasanya hanya mengangkut barang ketika ada mahasiswa yang pindahan kontrakan atau ngangkut belanjaan dari toko-toko ke perumahan- perumahan.
Penghasilannya setiap hari tidak menentu, kadang ia membawa pulang Rp20.000 sampai Rp30.000 biasanya akan lebih besar jika ada yang pindahan, ia bisa mendapat uang sekitar RP50.000 sampai RP200.000 tergantung banyak sedikitnya barang yang diangkut, bahkan sering ia tidak mendapat penumpang sama sekali sehingga terpaksa ia harus pulang dengan tangan kosong. Namun bagi Jumad, diusianya yang kini semakin tua menarik becak bukan lagi hanya untuk sekadar pekerjaan. Tetapi baginya menarik becak merupakan salah satu bentuk ia menikmati hidup.
Penulis: Suherni
Minggu, 25 Agustus 2019
Fenomena Menjamurnya Penjual Atribut PKKMB di Depan Unsika
Bulan Agustus identik dengan bulan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) di berbagai universitas di Indonesia. Tahap awal yang dilalui oleh mahasiswa baru adalah mengikuti kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Dalam kegiatan PKKMB tersebut biasanya pihak panitia mengarahkan peserta PKKMB untuk menggunakan atribut yang seragam. Dimulai dari nametag, pakaian hingga peralatan.
Hal tersebut dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk berdagang di area kampus, salah satunya Egi dari Bandung. Ia menjual atribut PKKMB disaat musim PMB tiba, tak hanya berjualan di satu universitas Egi pun berkeliling menjual atribut ke universitas-universitas yang sedang mengadakan PKKMB bahkan hingga ke Kabupaten Kuningan. Ia sudah menggeluti pekerjaan ini kurang lebih sepuluh tahun, dan pekerjaan sehari-hari Egi adalah pekerja serabutan.
Fenomena penjual atribut ini amat terasa efeknya bagi warga civitas, karena posisi dari lapak penjual tersebut yang memakan sebagian badan jalan yang biasa dilalui oleh pejalan kaki. Hal itu dirasakan oleh Wahyu salah satu mahasiswa baru Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom), “Kadang suka mengganggu pejalan kaki, motor.” Ujarnya, ia pun menambahkan lebih memilih membeli atribut di toko sekitar rumah.
Berbeda halnya dengan Shelin salah satu mahasiswa baru Fakultas Hukum, yang menjadi salah satu konsumen dari penjual Atribut depan kampus ini, “Sekalian lewat gitu loh karena kebetulan ada, lewat tempat fotocopy gitukan, sebenernya sih ini bukan sesuatu hal yang dianjurkan. Kalau untuk saya pribadi lebih baik di tempat pribadi misalnya di kantin, di pos khusus untuk berjualan tersendiri.” Ujarnya.
Mengenai hal tersebut I. Setiawan, petugas keamanan Unsika menjelaskan bahwa teguran sudah dilakukan tetapi hanya berlaku sementara, “Kalau kita ketemu sama orang-orang umum gitu kan, menyuruh kita untuk kalau bisa jangan berjualan disitu, kita sudah konfirmasikan sama pedagannya ya tetap aja angkat sebentar terus simpan lagi, kan akhirnya kita yang bosen, kalau misalnya ada penegasan dan ada tempat-tempat untuk mereka berjualan mungkin gak akan disitu.” Paparnya.
Toto Suharto, Kepala Bagian Umum pun memaparkan alasannya mengapa tidak dilakukan penertiban, “Sekarang bukan berarti mengizinkan, kita hanya belum memberikan tindakan. Besok udah mulai kegiatannya, apa boleh buat kita harus minta bantuan satpam supaya mensterilkan di tempat-tempat yang mengganggu ketertiban.”pungkasnya. (AD)
Rabu, 29 Mei 2019
Buletin Suara Unsika Edisi 22
Kamis, 16 Mei 2019
Cabang Olahraga Unsika Dayung Club
Pada tahun 2012 telah dibentuk suatu cabang olahraga (cabor) baru di Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) yang dipelopori oleh Rama Nurmansyah yang merupakan dosen Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi (PJKR). Meskipun baru diresmikan tahun 2012, cabor dayung di Unsika sudah ada sejak tahun 2010. Pada saat itu, sudah ada peminat cabor dayung namun wadahnya sendiri belum ada. Hingga akhirnya dibentuklan suatu wadah yang mampu menaungi mahasiswa-mahasiswa yang memiliki kegemaran dalam cabang olahraga dayung. Hal ini juga bertujuan agar cabang olah raga dayung mampu dikenal lebih luas lagi oleh seluruh kalangan mahasiswa di Unsika dan masyarakat umumnya di Karawang.
Senin, 06 Mei 2019
Buletin Suara Unsika edisi 21
Salam postif, aktif, dan kreatif!
Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (LPM UNSIKA) kembali menerbitkan Buletin Suara Unsika. Buletin ini merupakan edisi ke-21.
Mengkaji Implementasi aktivitas Cyber Public Relations Universitas Singaperbangsa Karawang
Oleh : Tri Susanto M.I.Kom
Dosen Public Relations
Prodi Ilmu Komunikasi Fisip
Universitas Singaperbangsa Karawang
Penggunaan
Teknologi dewasa ini dalam kegiatan public
relations sangat dibutuhkan dalam membangun network kepada semuanya baik
konsumen ataupun relations yang dibutuhkan dalam sebuah institusi/Perusahaan,
hal ini dikenal dengan istilah Cyber Public Relations yaitu suatu usaha seorang
public relations yang menggunakan
media internet sebagai sarana publikasinya dalam meningkatkan reputasi baik
tingkat nasional maupun internasional. Persaingan yang ketat pada era digital
menuntut Perguruan tinggi terus bersaing dalam pemenuhan informasi pada
khalayak dalam proses ini Humas Unsika merupakan bagian terpenting dalam
kegiatan cyber public relations.
Institusi
pendidikan tinggi di Indonesia
berlomba-lomba untuk mengejar Predikat world class University melalui
pemeringkatan dan penilaian dari berbagai lembaga seperti webometrics, 4icu, QS
World University dll. Namun dari penilaian tersebut unsika masih jauh sekali
jaraknya versi webimetric unsika berada di posisi 423 tingkat nasional, 4icu
berada diperingkat 190 yang jauh dengan perguruan tinggi negeri baru (PTNB)
lainnya. Sedangkan versi QS World University Unsika tidak masuk dikarenakan
hanya 22 perguruan tinggi masuk dalam peringkat dunia. Lalu bagaimana dengan
versi kemenristekdikti ? pada tahun 2018 kemenristekdikti merilis 100 Perguruan
tinggi terbaik namu lagi-lagi Unsika belum berhasil masuk.
Minggu, 05 Mei 2019
Aliansi BEM dan BLM Sampaikan Keresahan Melalui Audiensi dan Refleksi
Refleksi oleh aliansi BEM dan BLM |
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) & Badan Legistaltif Mahasiswa (BLM) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) menghadiri audiensi kemahasiswaan di Gedung Rapat Opon Sopandji lantai 2 pada Jum'at, (03/05/19). Selain dihadiri delegasi dari BEM & BLM masing-masing fakultas, audiensi ini pun dihadiri oleh para Wakil Rektor Unsika. Audiensi yang merupakan langkah nyata dari mahasiswa untuk menyampaikan keresahan-keresahannya ini merupakan tindak lanjut atas refleksi yang sebelumnya telah dilakukan. Dalam audiensi ini ada 8 tuntutan yang dibahas yaitu ;Uang Kuliah Tunggal (UKT), fasilitas, akreditasi, UKT semester 9, Gedung Fasilkom dan Lab, status Fakultas Agama Islam, dekan dan hasil rapat kerja civitas.
Rabu, 13 Maret 2019
Unsika Siap Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK)
Karawang, Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) kini menjadi sistem baru dan merupakan syarat wajib yang harus diikuti oleh peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019.
Senin, 11 Maret 2019
UKO UNSIKA Jadi Koordinator Daerah Jawa Forum Unit Kegiatan Olahraga Mahasiswa Indonesia
Unit Kegiatan Olahraga (UKO) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), pada Senin-Minggu (04-10 Maret 2019) mengikuti Musyawarah Nasional (Munas) II di Aula Utama Kampus IAIN Bone, Kab. Bone, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Minggu, 10 Maret 2019
Buletin Suara Unsika edisi 20
Salam postif, aktif, dan kreatif!
Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (LPM UNSIKA) kembali menerbitkan Buletin Suara Unsika.
Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (LPM UNSIKA) kembali menerbitkan Buletin Suara Unsika.
Rabu, 06 Maret 2019
Keuntungan Mengikuti Seminar Nasional
Fakultas Hukum (FH) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), mengadakan Seminar Nasional "Pendidikan Pemilih Muda Demi Pemilu Berkualitas dalam Perspektif Hukum & Birokrasi" di Gedung Aula Unsika, Rabu (06/03/19). Seminar tersebut merupakan program kerja rutin Fakultas yang disesuaikan dengan penjurusan yang ada. Seminar Nasional kali ini berhubungan dengan salah satu penjurusan FH yaitu Hukum Tata Negara. Seminar nasional sendiri sering diadakan baik oleh pihak kampus maupun Organisasi Mahasiswa (Ormawa).
Seminar nasional memiliki beberapa keuntungan dibanding seminar umum biasa, hal itu pun dirasakan oleh Nuzli Ilham salah satu mahasiswa Fakultas Hukum yang menghadiri seminar tersebut.
Jumat, 08 Februari 2019
Mangkraknya Fasilitas, Salah Siapa ?
Lift gedung perpustakaan tidak dapat beroperasi |
Fasilitas dan pendidikan merupakan dua hal yang saling berkesinambungan. Fasilitas sendiri meliputi dua aspek yang sangat penting, yakni sarana dan prasarana. Keberadaan sarana dan prasarana di lingkungan akademik kampus akan menunjang berjalannya kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan kondusif. Selain itu, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, fasilitas sangat dibutuhkan agar mutu pendidikan semakin meningkat.
Perihal Fasilitas, Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) pada tahun sebelumnya (2018) terus menerus melakukan pembenahan. Mulai dari pembangunan gedung, pembenahan akses jalan ke perkiran dsb. Akan tetapi, dari banyaknya fasilitas yang mulai dibenahi Unsika, tak sedikit yang dirasa belum optimal bahkan rusak dan terbengkalai begitu saja, salah satunya lift. Hal itu pun disayangkan oleh Andy Yudithio mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer semester 6. Andy merasa fasilitas tidak berbanding lurus dengan uang kuliah tunggal (UKT) yang dibayarkan.