Kamis, 09 Januari 2020

Candi Jiwa, Lumbung Candi Hasil Tarumanegara

sumber gambar: disparbud.jabarprov.go.id
 
Karawang yang akrab dengan kota lumbung padi, ternyata menyimpan lumbung-lumbung lainnya. Salah satunya yaitu lumbung candi. Candi Jiwa yang terletak di Kecamatan Pakisjaya Karawang menjadi salah satu bukti nyatanya. Dengan luas mencapai 5 km2 dan diapit oleh sawah-sawah memesona, candi ini ternyata menyimpan sejarah hangat dengan kerajaan silam yang ada di Indonesia.

Tarumanegara, salah satu kerajaan raksaksa di Indonesia menyimpan kisah yang menarik dengan Candi Jiwa. Tidak kalah sejarahnya dengan Candi Borobudur, Candi Jiwa diprediksi menjadi salah satu candi tertua di Indonesia. Dari beberapa sumber yang ada, pembangunan candi ini antara abad ke-2 hingga abad ke-12 Masehi. Hal ini berkaitan dengan sejarah Kerajaan Tarumanegara.


Menurut Jazuli selaku kuncen/juru pelihara, dahulu di Karawang terdapat sebuah kerajaan besar bernama Tarumanegara. Lokasinya di pinggir Sungai Citarum. Salah seorang rajanya yang terkenal adalah Purnawarman. Dia seorang raja yang gagah berani dan ditakuti oleh musuh-musuhnya. Oleh sebab itu dia terkenal dengan sebutan Harimau Citarum.

Pada suatu ketika Purnawarman ingin mendirikan tempat suci untuk para biksu. Dia kemudian menyuruh pengawalnya untuk mencari lokasi yang pas. Setelah beberapa hari pengawalnya itu kembali. Dia melapor kepada Purnawarman bahwa ada tempat yang cocok untuk dijadikan tempat suci. Terpilihlah lokasi sebuah muara anak sungai Citarum yang alirannya tembus ke lokasi pembuatan tempat ibadah. Bersama ajudannya, Purnawarman datang ke lokasi, dan menyuruh seorang resi untuk membangun tugu suci sebagai tanda bahwa tempat tersebut tidak boleh didatangi sembarang orang. Terpilihlah lokasi sebuah muara anak sungai Citarum yang alirannya tembus ke lokasi pembuatan tempat ibadah. Melalui upacara suci yang dipimpin oleh resi, batu setinggi kurang lebih 2m menjadi tanda bahwa pembangunan candi siap dilaksanakan.

Muara sungai tempat tugu batu itu kemudian disebut Muara Batujaya. Berdiri sendiri juga sebuah pemukiman, yang dinamakan Kampung Batujaya karena disana terdapat sebuah batu yang dianggap sebagai lambang kejayaan. Kini Kampung Batujaya sudah berpindah dari lokasi awalnya. Sementara itu, lokasi tugu batu juga berpindah akibat pergeseran aliran Citarum. Sekarang berada di wilayah Bekasi atau sebelah Barat sungai. Sedangkan Muara Batujaya mengalami penyempitan dan akhirnya hilang.

Pekerjaan pembuatan candi berlangsung selama bertahun-tahun. Raja Purnawarman mengawasi pembangunannya dengan cermat. Tempat suci itu akan menjadi pusat keagamaan bagi kerajaannya. Purnawarman mengalirkan air suci ke seluruh wilayah di Karawang melalui saluran-saluran irigasi, termasuk melewati percandian didekat sungai, sekarang sungai itu akrab disebut Cibuaya dan juga tersebar diwilayah Cilebar. Pembangunan percandian itu kemudian menjadi salah satu peninggalan terbesar kerajaan terbesar kerjaan Tarumanegara.

Terlepas dari sejarah sastra lisan yang ada, Candi Jiwa patut dikunjungi. Hanya dengan merogoh kocek Rp 5000/orang pengunjung akan disuguhkan dengan 46 titik candi yang ada. Situs sejarah ini dapat dikunjungi mulai pukul 08:00 WIB sampai 16:00 WIB.

Penulis: Laura Magvira

0 komentar:

Posting Komentar