Rabu, 20 Januari 2016

UNSIKA di Karawang Education Fair 2016


Karawang Education Fair adalah serangkaian acara tahunan yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni SMA Negeri 1 Karawang (SMANSAKA) pada tanggal 17 Januari 2016 di area SMAN 1 Karawang dengan harga tiket masuk sebesar 15 ribu rupiah dan dihadiri sekitar 2000 peserta. Acara yang berlangsung mulai pukul 08.00 WIB ini mendapat dukungan dari pihak sekolah yang ditujukan untuk siswa-siswi kelas 12 di Karawang. KEF 2016 ini dilandasi oleh misi kemanusiaan dengan rasa keprihatinan mahasiswa akan minimnya calon mahasiswa Karawang yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan untuk memperkenalkan dan mensosialisasikan UNSIKA agar semakin dikenal sebagai perguruan tinggi negeri kepada siswa-siswi di Karawang. Acara ini turut diramaikan oleh stand perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta seperti UNPAD, IPB, ITB, UGM, STAN, UNJ, UNSIKA, STIS, UNNES, UNDIP, UI, UPI, UNSOED, UNY, UIN Yogyakarta, UIN Bandung, UIN Jakarta, AKINDO, UNS, Telkom University, Universitas Trisakti Jakarta, President University, AKA Bogor, Universitas Teknologi Yogyakarta, BINUS, Institut Seni Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia. Dan pada hari pelaksanaan acara booth UNSIKA cukup ramai dikunjungi tercatat ada sekitar 300 peserta yang mengunjungi booth UNSIKA. Perwakilan UNSIKA dalam acara KEF tersebut terdiri dari Densu, Yessi, Fitri, Vinka, Johan, Rizvia, Mitta, Henna dan ketua perwakilan unsika yaitu Rizki Alfiansyah mereka adalah mahasiswa angkatan 2015 yang ingin turut ambil bagian untuk memperkenalkan UNSIKA lebih dalam lagi ke khalayak ramai. Mereka mensosialisasikan Unsika dengan cara talkshow dan bincang-bincang santai dan menjelaskan fakultas prodi dan apa saja yang ada di kampus merah marun tersebut.
Rizki menjelaskan bahwa ia dan kawan-kawan lainnya ikut ambil bagian dalam acara ini agar Universitas Singaperbangsa Karawang semakin dikenal sebagai PTN yang mampu bersaing dengan PTN lainnya. Apalagi cukup prihatin karena masih banyak siswa yang belum mengetahui bahwa UNSIKA telah menjadi PTN mengingat status Unsika terdahulu adalah perguruan tinggi swasta ujar mahasiswa asli Karawang tersebut.
Dia berharap dengan adanya acara ini semakin banyak siswa-siswi di Karawang maupun di Indonesia untuk melanjutkan cita-citanya di UNSIKA.
Semoga acara ini dapat diselenggarakan setiap tahun agar siswa-siswi di Karawang dapat mengetahui info perguruan tinggi dan mereka dapat menentukan jurusan yang mereka inginkan agar cita-cita yang mereka dambakan bisa tercapai dengan sempurna dan tanpa ada kendala.(IMI)

PRO KONTRA ATAS PERATURAN UJIAN AKHIR SEMESTER


UAS atau Ujian Akhir Semester adalah salah satu agenda yang diselenggaran disetiap akhir setelah 14 kali pertemuan masa perkuliahan. Setiap fakultas yang ada di Universitas Singaperbangsa Karawang selalu melaksanakan agenda ujian dan membuat peraturannya masing-masing. Adapun peraturan yang diberlakukan bagi seluruh fakultas yaitu siapa yang tidak mengambil kartu UAS selama jangka waktu yang telah ditentukan maka tidak akan diperbolehkan untuk mengikuti UAS. Peraturan ini ditujukan agar mahasiswa meningkatkan kedisiplinan pada dirinya sendiri. Namun, peraturan ini nyatanya masih dapat ditolerir apabila mahasiswa tersebut telah melunasi segala admistrasi yang menjadi kewajiban bagi seluruh mahasiswa.
“Mahasiswa yang tidak mengambil kartu UAS dengan tepat waktu tidak diizinkan mengikuti UAS.” ” ujar Rahmat Gustiawan selaku kepala staf tata usaha FISIP kepada LPM UNSIKA.
Namun, dibalik regulasi tersebut muncul berbagai kontra dari berbagai pihak terkait. Karena, menilai regulasi tersebut belum kondusif untuk diberlakukan serta belum adanya dasar aturan yang dibuat pihak rektorat sehingga aturan tersebut menjadi semakin tidak jelas landasan hukumnya.
“Saya tidak mengetahui untuk membuat dasar setuju atau tidaknya mengenai peraturan tersebut. Namun, saya sudah mencari apakah peraturan tersebuat ada termasuk di dalam peraturan akademik yang berlaku di UNSIKA.” Tutur Yayang Suharso menanggapi peraturan yang menjadi pro dan kontra saat ini.
Tetapi, dengan menimbang unsur lain yaitu pembayaran uang semester, apabila telah memenuhi pembayaran maka diperbolehkan mengikuti UAS atas perijinan dari ketua penyelenggara UAS.
“Peraturan yang saat ini sudah lama diterapkan dengan tujuan mahasiswa dapat mengikuti ujian dengan tenang dan tidak akan menyulitkan banyak pihak, karena tugas kami sebagai tata usaha bukan hanya membagikan kartu UAS saja” lanjut Rahmat.
“Mengenai pengumuman informasi yang bersangkutan dengan pengambilan kartu UAS telah dipasang di mading fakultas masing-masing, dan disetiap pintu-pintu kelas. Jadi, jika ada mahasiswa yang mengatakan dia tidak mengetahui mengenai info tersebut berarti ia tidak membaca pengumuman yang telah dibuat.” Tutup Rahmat Gustiawan.
Mahasiswa yang terlambat dalam pengambilan kartu UAS dan tidak diperbolehkan mengikuti UAS diberikan kesempatan untuk mengikuti ujian susulan yang telah ditentukan panitia penyelenggara UAS.
“emang sih,ada yang namanya ujian susulan tapi tetep aja bisa ikut kalau sudah bayar. Solusi satu-satunya buat mahasiswa bisa ikut UAS ya harus bayaran dulu, tetapi peraturan tersebut tidak sesuai dengan apa yang terjadi dalam proses perkuliahan karena saya pernah mengalami ada salah satu MK dari awal sampai UTS tidak ada dosen yang menyampaikan materi perkuliahan tersebut. Peraturan yang diberlakukan untuk mahasiswa yaitu harus tertib mengenai administrasi dan keuangan, oleh sebab itu lembaga juga harus bisa memberikan sarana dan prasarana yang sudah menjadi hak mahasiswa yang telah melaksanakan kewajibannya,” tutur Yayang Suharso saat mengutarakan pendapatnya.
“Mengenai peraturan tersebut kita juga kurang paham, karena kita sendiri selaku mahasiswa yang aktif dalam lingkungan organisasi tidak mengetahui apakah peraturan tersebut memang ada di dalam peraturan Akademik di UNSIKA karena dari pihak BEMU maupun dari direktorat tidak ada yang memberikan sosialisasi, ” jelas Agil As’ari.
Adanya pemberlakuan regulasi tersebut justru semakin memicu berbagai polemik di kalangan mahasiswa.
“Saya sering mendengar keluhan mahasiswa mengenai dosen yang sering mengganti jadwal perkuliahan. Padahal, jadwal perkuliahan sudah ditentukan sejak awal,ada juga dosen yang menggandakan absensi hanya dalam satu kali pertemuan karena dalam pertemuan sebelumnya dosen tersebut tidak masuk, banyak juga dosen yang mempercepat selesainya pertemuan perkuliahan yang akhirnya terkesan buru-buru padahal masih ada pertemuan yang tersisa dan dapat menggantikan materi yang belum selesai sebelum UTS maupun UAS dilaksanakan, bahkan faktanya jika dosen tidak masuk kelas bisa diadakannya pergantian jam perkuliahan namun, jika mahasiswa tidak masuk kuliah absen tetap kosong,” tutup Yayang mengakhiri perbincangannya sore itu.(DM,DH,DE)

Selasa, 19 Januari 2016

Seleksi Atlet POM FAI




(18-01-2016), Fakultas Agama Islam (FAI) UNSIKA kembali mengadakan kegiatan untuk menyeleksi mahasiswa FAI untuk ikut serta di acara POSMA (pekan olahraga mahasiswa unsika). Kegiatan ini sudah fakum hampir lima tahun tetapi Saefudin selaku ketua pelaksana mengatakan, bahwa ia ingin mengaktifkan kembali kegiatan ini.
Cabang olahraga yang di pertandingkan dalam kegiatan ini ada 5 cabang diantaranya: Voli, basket, futsal, tenis meja, dan catur. Acara ini di mulai dari tanggal 17 januari 2016 sampai dengan selesai. Peserta yang mengikuti kegiatan ini di ambil dari perwakilan setiap kelas dan ada registrasi ulang.
Tujuan diadakan nya kegiatan ini selain untuk menyeleksi mahasiswa FAI untuk ikut ke POSMA juga untuk mengeratkan tali silturahmi antar mahasiswa FAI dan untuk meningkatkan jiwa olahraga mereka, seperti yang kita ketahui mereka hanya bergelut di bidang rohani. Kali ini mereka tidak hanya ingin aktif di bidang rohani saja tetapi juga ingin aktif di bidang olahraga.
Kendala dari kegiatan ini terletak dalam hal dana. Karena setiap kegiatan, dana menjadi salah satu pokok yang harus ada untuk terselenggarakannya kegiatan. “semoga seleksi ini melahirkan atlet – atlet yang berbakat dari Fakultas Agama Islam” tutupnya. (H)

Sabtu, 02 Januari 2016

MASYARAKAT EKONOMI ASIA 2015 TEMAN ATAU LAWAN?



“Satu Visi – Satu Identitas – Satu Komunitas”   itulah yang menjadi visi dan komitmen bersama yang hendak diwujudkan oleh negara ASEAN pada tahun 2020.
ASEAN Community 2015 atau biasa kita sebut dengan Masyarakat Ekonomi Asia 2015 adalah tempat dimana sepuluh negara ASEAN bersatu untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi semua orang terkhusus masyarakat ASEAN. 
Sebenarnya ASEAN Community baru akan terbentuk tahun 2020 tapi dari hasil KTT ke-12 ASEAN, disepakati pembentukan Komunitas ASEAN dari tahun 2020 dipercepat menjadi tahun 2015. Dasar terbentuknya ASEAN Community 2015 ini ditopang oleh tiga pilar utama, yaitu Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN, Komunitas Ekonomi ASEAN, Komunitas Sosial dan Budaya ASEAN.
Disetiap pilar yang ada, pastinya mempunyai tujuannya masing-masing.
 Tujuan dibuatnya Ekonomi ASEAN 2015 yaitu meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN, dengan dibentuknya kawasan ekonomi ASEAN 2015 ini diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN, dan bagi Indonesia sendiri diharapkan agar tidak terjadinya krisis lagi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu faktor sumber daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor budaya dan faktor daya modal. Lalu kita dapat melihat bagaimana kelima faktor tersebut sudah secara maksimal dikelola, faktanya ada beberapa negara di kawasan Asia Tenggara yang masih kurang dalam pengelolaan beberapa faktor tersebut walaupun ada beberapa negara lainnya sudah mampu dalam pengelolaannya.
 Jika melihat kelima faktor tersebut, masih ada beberapa faktor yang belum dapat dimaksimalkan di Indonesia. Untuk itu Indonesia dan sembilan negara lainnya membentuk ASEAN Community 2015 atau Komunitas ASEAN 2015 dengan tujuan yang baik.
Namun,jika melihat dari berbagai aspek kesiapan dari Negara kita apakah MEA akan menjadi teman bagi Indonesia atau sebaliknya?
Inilah yang menjadi pertanyaan kita bersama, mampukah bangsa ini ikut bersaing dalam mengahadapi Masyarakat Ekonomi Asia 2015 yang sebentar lagi akan dimulai.
Sebagai warga negara Indonesia, dimana Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi anggota dari Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 kita seharusnya memiliki pemahaman dan mengerti mengenai segala hal yang menjadi tujuan dari dibentuknya Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 sehingga kita mempunyai pandangan dan penilaian terhadap Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 serta kita dapat mengetahui hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang sebentar lagi akan diresmikan akhir desember ataupun awal Januari 2016. 
MEA 2015 bukan hanya tempat berkumpulnya semua negara ASEAN tapi bisa saja menjadi ajang pertandingan ekonomi antar Negara di Asia Tenggara.

 Kita kembali lagi melihat kesiapan bangsa ini dalam menghadapi MEA 2015 mungkin banyak penilaian bahwa Indonesia belum siap. Tapi terlepas dari kesiapan Indonesia yang sebenarnya mempunyai banyak potensi dan juga modal yang kuat karena Negara kita memiliki wilayah yang sangat luas dibanding dengan Negara lainnya serta didukung oleh sumber daya alam yang melimpah, apabila dapat dikelola dengan baik bukan hal yang mustahil Indonesia menjadi pemenang di pertandingan perdagangan bebas ini. 
Walaupun MEA 2015 dipandang sebagai sebuah peluang positif bagi perkembangan ekonomi nasional, namun banyak tantangan dan hambatan yang terus menghantui Indonesia dari waktu ke waktu yang semestinya dapat segera teratasi. Hambatan dan tantangan yang perlu dibenahi pemerintah kita adalah mengenai infrastruktur, birokrasi, kualitas sumber daya manusia yang kita ketahui masih sangat minim karena kurang meratanya pendidikan di Negara kita  dan masalah perburuhan yang masih belum sejahtera,kebijakan nasional dan daerah yang masih kurang terarah, daya saing pengusaha nasional, korupsi yang terus bertumbuh, dan pungutan pajak liar yang mengakibatkan harga-harga barang menjadi tinggi di pasaran.
Contoh yang terjadi nanti ketika memasuki era MEA 2015 semua tenaga kerja dapat mencari pekerjaan di kawasan ASEAN dengan beberapa profesi yang telah disepakati untuk bebas bekerja di negara-negara ASEAN seperti perawat, arsitek, dokter,dokter gigi,pemandu wisata, akuntan, dan lain-lain, dengan segala kemudahan yang dapat diperoleh. Namun masalahnya apabila sumber daya manusia di Indonesia tidak mampu bersaing mendapatkan pekerjaan tersebut, bisa kita bayangkan berapa persen untuk persentase pengangguran pasti akan meningkat karena hanya sebagian kecil masyarakat kita yang mampu bersaing dengan kesembilan Negara lainnya yang mempunyai SDM lebih tinggi, akankah Indonesia akan menang jika hanya mengandalkan wilayah yang luas dan keberagaman budaya bangsa ini?
tentu tidak jika tidak di dukung dengan sumberdaya manusia yang lebih baik lagi.

Meskipun demikian, kita tidak boleh pesimis dalam menghadapi MEA yang akan diumumkan dalam hitungan beberapa hari kedepan, kita tidak boleh hanya tinggal diam dalam menghadapi hal ini.
masyarakat Indonesia harus bangkit dari rasa pesimis dalam menghadapi MEA 2015 agar kita bangsa Indonesia bukan hanya menjadi penoton tapi kita juga mampu menjadi penggerak dan pelaku dalam upaya memperbaiki ekonomi nasionaldengan cara belajar dan menghilangkan buta huruf jilid II yaitu minimnya pengetahuan akan teknologi serta kurangnya pembelajaran akan bahasa asing terutama bahasa inggris yang akan menjadi satu-satunya alat komunikasi kita nantinya dalam mengahadapi MEA.
kita harus bersatu dan membantu pemerintah dalam mewujudkan impian untuk mensejahterakan bangsa Indonesia dan bangkit dari krisis Ekonomi. (DEY)